Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2016 diselenggarakan tanggal 17 – 29 September di Jawa Barat. Jumlah kontingen atlet Jawa Timur yang dikirim sejumlah 737 atlet dan 358 official dari 56 cabang olahraga. Dalam kontingen PON Tahun ini, Program studi Gizi FKM Unair ikut terlibat dalam proses pendampingan pola makan dan kualitas diet atlit. Asupan makanan atlit sangat berpengaruh terhadap kondisi kesiapan fisik atlit dalam berlaga. Materi penyusunan diet untuk segala kondisi aktifitas merupakan ilmu yang diampu oleh Program Studi Gizi.
“Gizi olahraga merupakan bagian dari sport science yang terdiri dari 3 pilar yaitu fisik, medis dan psikologis”, jelas Dr. Sri Adiningsih, dosen senior di Prodi Gizi yang merupakan konsultan gizi atlit di KONI sejak Tahun 2014. “Setiap cabang olah raga mempunyai kebutuhan gizi yang berbeda-beda, atlit dalam setiap cabang olah raga mempunyai tingkat performance dalam satuan menit yang berbeda. Pada saat latihan atau training Puslatda Jatim melaksanakan konsultasi gizi agar atlet dapat mencapai target berat badan sesuai dengan performancenya. Hal itu dapat dilaksanakan dengan mengatur pola makan dan kualitas dietnya agar mempunyai komponen otot yang cukup serta sesuai dengan performancenya pada setiap cabang olah raga”, imbuh Dr. Sri Adiningsih.
Dalam kegiatan PON ini, tim gizi yang dipimpin Dr. Sri Adiningsih ini bertugas mempersiapkan makanan pra tanding, makanan antara jam tanding dan juga setelah tanding (pada saat recovery). Tim gizi ini terdiri dari 3 dosen staf Prodi Gizi, 10 mahasiswa dan 2 alumni. “Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pendampingan atlit PON ini merupakan mahasiswa semester 7 reguler dan mahasiswa semester 4 alih jenis. Pendamping mahasisw ini bertugas di 15 posko KONI Jatim untuk menyiapkan menu pra, antar dan pasca tanding atlit sesui dengan jadwal tanding atlit. Pelibatan mahasiswa ini sangat bermanfaat dalam memperoleh skill dalam pengaturan diet atlit”, jelas Dr. Sri Adiningsih secara lengkap.
Mahasiswa juga tidak terganggu perkuliahannya, karena mahasiswa semester akhir ini, sudah minimal jumlah perkuliahan tatap muka di kelasnya. Dan rata-rata mahasiswa sudah menempuh skripsi, sehingga proses pembelajaran pendampingan diet atlit ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian skripsinya.