FKM NEWS – Permasalahan infrastruktur di daerah tertinggal, terdalam dan (3T) tidak hanya menghambat tenaga kesehatan untuk mencapai masyarakat. Tapi juga menghambat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah dibangun didaerahnya.
Banyak ditemui kasus di daerah 3T seperti di Papua, bahwa masyarakat disana harus berjalan berkilo-kilo terlebih dahulu untuk bisa berobat di puskesmas atau rumah sakit. Tidak jarang, beberapa harus naik kapal terlebih dahulu agar bisa sampai di puskesmas untuk memeriksakan diri.
Untuk itu, Dr. Rachmat Hargono, dr., M.S., M.PH, UKAKES FKM UNAIR cukup mengapresiasi upaya pemerintah dalam pembangunan infrastrktur di Indonesia bagian timur seperti Papua. Namun, menurutnya, infrastruktur yang dbangun baru di jalan-jalan utama.
Sementara, perkampungan warga ada yang dilalui jalan utama itu dan masih banyak yang jauh dari jalan utama. Sehingga, pembangunan infrastruktur masih perlu dilakukan agar daerah yang terisolir terbuka dan mereka mereka bisa berkembang baik dari segi kesehatan, pendidikan maupun ekonomi.
Mengingat, kesehatan tidak bisa berdiri sendiri. Untuk meningkatkan derajat kemakmuran masyarakat harus dibarengi dengan pendidikan dan ekonomi.
Dr. Rachmat berharap, kedepannya sarana dan prasarana kesehatan di daerah 3T bisa dipenuhi dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarkaat. Meskipun begitu, Dr. Rachmat juga berharap tidak hanya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif saja yang diberikan, tapi juga promotif dan preventif juga harus diupayakan.
“Arah dari pembangunan sudah cukup bagus. Sudah ada upaya untuk menjangkau daerah terpencil. Kita juga berharap, mereka juga dapat menghindari gaya hidup yang bisa menimbulkan penyakit generatif,” pungkas Dr. Rachmat.
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Dilansir dari : http://news.unair.ac.id/2019/04/07/hari-kesehatan-dunia-pemerataan-infrastruktur-di-daerah-3t-penting-dilakukan/
Sumber Ilustrasi : tirto.id
