FKM NEWS – Pada tahun 2014 jumlah kasus baru kusta di dunia mencapai 213.899 kasus dan di Indonesia pada ada 17.025 kasus. Dari 33 provinsi, penemuan kasus baru kusta tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Timur. Upaya yang perlu dilakukan untuk mempercepat eliminasi kusta adalah meningkatkan upaya penemuan kasus kusta secara dini pada masyarakat. Hal ini sesuai dengan strategi yang dicanangkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2015.
Tujuan penelitian ini adalah merumuskan upaya perbaikan program pengendalian penyakit kusta berdasarkan analisis lingkungan dan perilaku penderita penyakit kusta di ekosistem pantai, dataran rendah, dan perbukitan di Kabupaten Pasuruan. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain kasus kontrol. Teknik pengambilan sampel adalah sampling acak stratifikasi dengan jumlah kasus 36, dan kontrol 36. Data dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada variabel yang berpengaruh terhadap bertambahnya dan berkurangnya kejadian penyakit kusta pada ekosistem pantai, dataran rendah, dan perbukitan di Kabupaten Pasuruan yaitu faktor karakteristik lingkungan sumber air bersih dengan p.value = 0,002 (p.value < 0,05).
Sedangkan faktor karakteristik lingkungan (ventilasi, pencahayaan, suhu, dan kepadatan hunian), dan faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan) tidak berpengaruh terhadap bertambah dan berkurangnya kejadian penyakit kusta pada ekosistem pantai, dataran rendah, dan perbukitan di Kabupaten Pasuruan. Disarankan untuk meningkatkan upaya promosi aktif kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang kusta, perlu melakukan pengobatan, pencegahan, dan penemuan penderita secara aktif oleh petugas.
Penulis: Tunjung Senja Widuri
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/77605 |
---|