PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT: AKSELERASI PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN KADER KESEHATAN UNTUK MENURUNKAN KASUS PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI DI PULAU GILI IYANG, SUMENEP

Sumenep, Pulau Gili Iyang – Pada tanggal 19-20 September 2024, tim pengabdian masyarakat dari Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Kegiatan yang bertemakan “Akselerasi Pengetahuan Ibu Hamil dan Kader Kesehatan untuk Menurunkan Kasus Pemberian Makanan Pendamping ASI Terlalu Dini” bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dan bahaya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Shrimarti Rukmini Devy, yang merupakan dosen dari Departemen Epidemiologi, Biostatistik, dan Promosi Kesehatan FKM UNAIR, dengan partisipasi aktif dari staf dosen dan mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat UNAIR. Kegiatan ini bekerja sama dengan beberapa mitra lokal, antara lain Dr. Syaifurrahman Hidayat, S.Kep, Ns., M.Kep dari Universitas Wiraradja Sumenep dan dr. Edi Kurnianto, M.Kes dari UPTD Puskesmas Dungkek Sumenep.

Topik Kegiatan: Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan ini fokus pada peningkatan pengetahuan terkait kesehatan anak dan kesehatan ibu, khususnya dalam hal pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Di berbagai daerah, masih banyak ibu yang memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini, yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, termasuk malnutrisi, gangguan pencernaan, dan risiko infeksi. Oleh karena itu, edukasi kepada ibu hamil dan kader kesehatan diharapkan dapat mengurangi praktik tersebut.

Dalam kegiatan ini, peserta yang terdiri dari ibu hamil dan kader kesehatan di Pulau Gili Iyang diberikan edukasi intensif mengenai pentingnya ASI eksklusif dan dampak negatif dari pemberian MP-ASI sebelum waktu yang tepat. Para kader kesehatan juga dilatih untuk dapat menyampaikan informasi ini kepada masyarakat lebih luas, sebagai bagian dari upaya memperbaiki kesehatan ibu dan anak di daerah tersebut.

Kerjasama dengan Mitra dan Komitmen Sukseskan ASI Eksklusif

Kegiatan ini juga melibatkan komitmen bersama antara dosen, mahasiswa, mitra lokal, dan masyarakat untuk menyukseskan ASI eksklusif di Pulau Gili Iyang. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen kesehatan di daerah terpencil, tim pengabdian masyarakat UNAIR mengadakan berbagai pelatihan dan diskusi dengan ibu hamil dan kader kesehatan setempat.

Dalam salah satu sesi diskusi, tim PkM menyampaikan pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi tumbuh kembang bayi, dan pada peran penting kader kesehatan dalam mendampingi ibu hamil dan memonitor kondisi kesehatan bayi secara rutin.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya kolaborasi antara akademisi dan praktisi kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak di wilayah terpencil. Komitmen ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam upaya menurunkan angka pemberian MP-ASI terlalu dini dan meningkatkan angka keberhasilan ASI eksklusif di Pulau Gili Iyang.

Langkah Selanjutnya dan Harapan

Setelah kegiatan pengabdian ini, tim UNAIR berharap adanya peningkatan pemahaman dan kesadaran para ibu hamil serta kader kesehatan mengenai pentingnya ASI eksklusif. Diharapkan, para kader kesehatan dapat berperan aktif dalam memberikan edukasi dan mendampingi ibu hamil di komunitas mereka, sehingga dapat membantu menurunkan kasus pemberian MP-ASI terlalu dini.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga menunjukkan komitmen FKM UNAIR untuk terus berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di berbagai daerah, termasuk daerah terpencil seperti Pulau Gili Iyang. Dengan dukungan mitra lokal dan keterlibatan aktif para kader kesehatan, upaya ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Sumenep.

Penulis: Sulistio Dyah Setyowati

Leave a Reply