Perilaku Sexual Abstinence (Pantang Seksual) Remaja di SMAN X Sidoarjo

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri dan mencoba hal-hal baru, apabila remaja tidak dibekali dengan pengetahuan baik akademis maupun agamis maka remaja rawan melakukan perilaku yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain seperti melakukan perilaku seksual berisiko akibat tidak menerapkan perilaku pantang seksual saat remaja. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana bentuk perilaku pantang seksual yang dilakukan oleh remaja. penelitian pada SMAN  X Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2023-Januari 2024. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi kepada informan utama yaitu siswa aktif SMAN  X Sidoarjo. Penelitian dilakukan dua kali, pertama untuk wancara mendalam dan juga untuk pengamatan. Wawancara juga dilakukan kepada informan kunci meliputi guru BK.

 Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua faktor yang memengaruhi perilaku pantang seksual remaja, yaitu faktor internal terdiri dari kesibukan remaja yang terdiri dari mengikuti OSIS,Ekstrakurikuler, mengikuti les akademik maupun non akademik,berolahraga,mengerjakan tugas dan melakukan pekerjaan rumah. Pengetahuan,meliputi pengetahuan mengenai pantang seksual remaja ,jenis informasi yang diberikan oleh informan, pengetahuan mengenai gaya berpacaran di lingkungan sekitar. Sikap, terdiri dari setuju/tidak terhadap perilaku pantang seksual remaja dan keinginan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Religiusitas remaja, terdiri dari tingkat religiusitas remaja dan kegiatan keagamaan di sekolah. 

Faktor eksternal dalam penelitian ini terdiri dari dukungan sosial yang berasal dari keluarga, dengan aspek yang diteliti adalah kedekatan keluarga dan dukungan keluarga yang diberikan terhadap hubungan informan dengan lawan jenis. Dukungan sosial teman sebaya, terdiri dari ejekan/intimidasi saat tidak memiliki pasangan,dukungan yang diberikan saat memiliki pasangan dan dukungan yang diberikan kepada teman yang memiliki pasangan. Untuk dukungan sosial yang berasal dari sekolah meliputi pemberian materi perilaku seksual remaja, pemanfaatan layanan bimbingan konseling dan sarana keagamaan siswa. Norma sosial dalam berpacaran, dan kondisi lingkungan tempat tinggal yang didalamnya terdapat kondisi keramaian lingkungan tempat tinggal dan juga penerapan jam malam pada lingkungan tempat tinggal. 

Pantang seksual remaja dilakukan dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat seperti mengikuti organisasi, ekstrakurikuler maupun les baik akademik maupun non akademik di luar kegiatan belajar mengajar (KBM), berpacaran secara sehat yaitu dengan mengerjakan tugas bersama dengan pasangan, belajar bersama pasangan, dan juga pergi ke tempat umum seperti mal untuk makan bersama dan juga menonton film bersama.

Perilaku pantang seksual lainnya dalam penelitian ini yaitu menaati aturan dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing dan juga penerapan jam malam pada lingkungan juga dapat membatasi remaja dalam berperilaku sehingga akan fokus untuk tiba di rumah pada waktu yang telah disepakati. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu  Pentingnya mengetahui dampak dan akibat tidak melakukan pantang seksual, menaati norma sosial dan hukum yang berlaku juga dapat membantu remaja berperilaku pantang seksual.

Penulis: Luthfi Abdul Ghaffar

 

Leave a Reply