Di hadapan lebih dari 340 mahasiswa baru Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, hadir salah satu alumnus berprestasi. Alumnus tersebut memberikan motivasi dan memaparkan program-programnya yang berhasil meraih penghargaan dari pemerintah.
Adalah Muchaiyan yang berhasil menyandang predikat Tenaga Kesehatan Berprestasi Tingkat Nasional 2016 dari Kementerian Kesehatan. Muchaiyan memberikan pemaparan mengenai “Damar Geulis Ciptakan Posyandu Manggis yang Optimal”. Kuliah umum dilaksanakan pada Jumat (26/8) di Aula Kahuripan 300, Kantor Manajemen, UNAIR.
Muchaiyan merupakan alumnus UNAIR tahun angkatan 2002. Kini, ia didapuk menjadi Kepala Puskesmas Mangunharjo, Kabupaten Madiun. Selama menjadi kepala puskesmas, ia memiliki gagasan untuk menjadikan pos pelayanan terpadu di wilayahnya menjadi badan yang mandiri secara keuangan.
Untuk mewujudkan idenya, ia memiliki program bernama Damar Geulis. Damar Geulis adalah kependekan dari Pemberdayaan Masyarakat dan Penggerakan Lintas Sektor. Sebagai proyek percontohan, ia telah menerapkan Damar Geulis itu pada Posyandu Manggis, Kelurahan Winongo, Madiun.
Dalam menerapkan program Damar Geulis, ia menggandeng banyak pihak untuk mewujudkan program tersebut. Ia melibatkan kelurahan, kader posyandu, dan seluruh elemen warga. Kuncinya adalah bisa memengaruhi tokoh-tokoh penting dalam masyarakat.
Beberapa program Damar Geulis yang menarik antara lain memberikan pelatihan kepada kader terkait pemberantasan jentik nyamuk, pendirian bank sampah, hingga senam rutin bersama warga lanjut usia. Ada pula kebijakan dirinya untuk menganjurkan warga membayarkan ‘denda’ apabila ketahuan merokok.
“Apabila suaminya merokok, maka istrinya yang membayar uang Rp500 ke posyandu. Dengan berjalannya waktu, itu berkembang menjadi dana persalinan. Semakin ke sini, sudah ada kawasan terbatas merokok. Sehingga istrinya akan melarang suaminya merokok. Kami juga bekerjasama dengan pak lurah bahwa tidak boleh ada spanduk rokok, dan kita tempel larangan merokok,” tutur Muchaiyan.
Cita-citanya sebagai kepala puskesmas hanya satu, yakni menjadikan posyandu sebagai tempat masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan. Ia ingin agar programnya bisa direplikasi di tiga posyandu, dan tujuan puskesmas untuk membentuk kecamatan sehat akan berhasil.
“Saya ingin posyandu menjadi tempat masyarakat mendapat informasi kesehatan, bukan hanya tempat timbang bayi. Nanti, di RT (rukun tetangga, -red) muncul kampung sehat kampung sehat. Kalau di RT sudah terbentuk, maka tugas puskesmas untuk membentuk kecamatan sehat akan berhasil. Kita juga harus memanusiakan kader. Kader juga manusia, dia butuh pujian, sanjungan, dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,” imbuh Muchaiyan.