Begini Tantangan Ahli Kesehatan Masyarakat di Era Revolusi Industri 4.0

FKM NEWS – Revolusi industri 4.0 merupakan era dimana teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, terbukti dengan adanya internet yang memudahkan kehidupan manusia. Revolusi industri 4.0 tidak hanya berdampak pada sektor teknologi, tetapi juga berdampak pada sektor kesehatan.
Berangkat dari permasalahan di atas, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) daerah Jawa Timur didukung beberapa universitas termasuk Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan seminar mengenai peran dan tantangan ahli kesehatan masyarakat di era disruption 4.0. Kegiatan itu dilaksanakan pada Rabu (09/10/19) di Ruang Kahuripan 300, Lantai 3 Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR.
Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI), dr. Agustin Kusumayati, Msc., PhD. Dia mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh yang besar terhadap sektor kesehatan. Misalnya muncul e-Health, yang salah satunya berfokus pada bidang pelayanan kesehatan berbasis teknologi.
“WHO punya definisi tentang e-Health seperti ini, the cost effective and secure use, jadi kalau pakai teknologi menjadi lebih ribet atau tidak aman, ya namanya itu bukan teknologi. Teknologi yang dipakai adalah ICD salah satunya mengenai health care,” ucapnya.
Selain itu, dia juga menambahkan beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh ahli kesehatan masyarakat di era revolusi industri 4.0. Salah satunya adalah bagaimana cara untuk menangani biohealth determinant.
“Public health challenge di masa ini (revolusi industri, Red) yang pertama, bagaimana kita bisa menangani biohealth determinant, artinya harus ada sarjana kesehatan masyarakat yang kerja di pasar karena penularan penyakit yang pertama ada di situ, harus ada yang berurusan dengan peternak karena zoonosis ada di situ, itu contohnya,” ungkapnya.
Menghadapi revolusi industri 4.0 tersebut, maka seorang ahli kesehatan masyarakat harus memiliki beberapa skill tertentu. Seperti kemampuan untuk berfikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi, problem solving, kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan lain sebagainya.
“Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ini, maka ada beberapa skill yang dibutuhkan. Yang pertama adalah berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis, kemampuan cognitive flexibility, creativity, yang kedua adalah kemampuan komunikasi dan kolaborasi, yang terakhir adalah computational thinking,” tambahnya.
Sebagai penutup, dia berpesan bahwa semua sektor di masyarakat harus bersatu agar negara bisa maju. Sehingga tantangan-tantangan revolusi industri kedepannya dapat dihadapi dengan baik.
“Jadi, harus bersatu supaya bisa maju. Mungkin ini adalah bagian dari proses yang harus dijalani sebelum kita bersatu dan menjadi kuat,” pungkasnya. (*)
Penulis : Dita Aulia Rahma
Editor : Ulfah Mu’amarotul H
Dilansir dari : http://news.unair.ac.id/2019/10/10/hadapi-revolusi-industri-4-0-begini-tantangan-ahli-kesehatan-masyarakat/

About the author

Newsroom FKM NEWS