Benarkah Penyakit Ginjal Jadi Dalang di Balik Defisitnya BPJS?

FKM NEWS – Seluruh penduduk di dunia baru saja memperingati Hari Ginjal Internasional pada (14/03) lalu. Dengan mengambil tema bertajuk Kidney Health for Everyone Everywhere, masyarakat dihimbau untuk menyadari pentingnya kesehatan ginjal dengan cara melakukan upaya preventif sejak dini. Diketahui sekitar 850 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit ginjal. Bahkan penyakit ginjal kronis memakan korban jiwa sebanyak 2,4 juta orang per tahun.

Di Indonesia sendiri ginjal masih jadi salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. Dilansir dari CNNIndonesia.com, disebutkan bahwa jumlah penyakit ginjal di Indonesia menempati urutan kedua setelah penyakit jantung. Di mana pertumbuhan penyakit tersebut telah mencapai 100 persen dalam kurun waktu 2014-2015. Penduduk yang terkena penyakit ginjal kebanyakan berusia produktif, yakni di bawah 55 tahun.

“Banyak sekali ganjalan yang menyebabkan angka penderita penyakit ginjal di Indonesia terus mengalamai kenaikan,” papar Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari dr., M.Kes selaku dosen FKM UNAIR.

Menurut Atoillah belum maksimalnya budaya preventif di masyarakat menjadi kendala utama penyakit ginjal terus mengalami kenaikan. Langkah solutif yang perlu difokuskan adalah mengajak masyarakat mengenali faktor risiko penyakit ginjal. Sebagai contoh melakukan pra manital konseling pada pasangan suami istri yang akan menikah.

Atoillah turut menjelaskan alasan dibalik prevalensi penyakit ginjal tidak kunjung menurun ialah penyakit ginjal merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penyakit ginjal adalah penyakit menahun, sehingga cepat atau lambat pasien pasti akan meninggal.    

“Penyakit ginjal juga banyak berpartispasi dalam meyedot anggaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),” lanjut Atoillah.

Atoillah mengambil contoh kasus pasien gagal ginjal. Seorang pasien gagal ginjal harus melakukan prosedur cuci darah secara rutin bahkan seumur hidup. Bisa dibayangkan berapa total anggaran yang ditanggung oleh BPJS untuk menangani satu pasien saja.

Pada akhir Atoillah berujar pasien penyakit ginjal harus terus mendapat penanganan dari BPJS. Tugas seluruh lapisan masyarakat sekarang hanya meminimalisir timbulnya penyakit ginjal. Agar prevalensi dari penyakit ginjal tidak meningkat setiap tahunnya.

Penulis: Tunjung Senja Widuri

Editor: Ilham Akhsanu Ridlo