FKM NEWS – Masa remaja merupakan tahap peralihan atau transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada fase tersebut remaja sering kali dihadapkan dengan berbagai macam persoalan. Seperti persoalan secara mental, sosial, maupun kultural sehinga rentan berperilaku tidak sehat.
Untuk itu, Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) FKM UNAIR mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) yang menyasar kalangan remaja. Fokus utama dari kegiatan ini adalah promosi kesehatan melalui pendidikan teman sebaya (Peer Educator).
“Berdasarkan penelitian yang kami lakukan sejak tahun 2011, diketahui bahwa sebagian besar edukasi mengenai kesehatan dipaparkan melalui ceramah atau penyuluhan. Kenyataannya, remaja menilai bahwa metode itu kurang efektif serta belum sesuai dengan karakteristik remaja,” tutur anggota tim pengmas, Muthmainnah, S.KM., M.Kes.
Sedikitnya terdapat tiga resiko yang sering dihadapi oleh remaja (TRIAD KRR), yakni terkait seksualitas (kehamilan tidak direncanakan, aborsi, dan terinfeksi penyakit menular); penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA); serta Human Immunodeficiency Virus infection and Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).
Beberapa hal di atas menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua juga institusi sosial terkait dalam melakukan pendekatan kepada remaja. Di lain pihak, atas alasan tertentu, sebagian remaja justru memilih untuk menutup diri saat tertimpa masalah. Oleh karena itu, diperlukan upaya komunikatif guna membangun interaksi positif dengan para remaja.
Sebagai keberlanjutan dari hasil penelitian tersebut, Muthmainnah bersama empat rekannya, yakni Ira Nurmala, S.KM., M.PH., Ph.D., selaku ketua; Dr. Rachmat Hargono, dr., M.S., M.PH.; Pulung Siswantara, S.KM., M.Kes.; dan Riris Diana Rachmayanti, S.KM., M.Kes., mendirikan wadah promosi kesehatan yang bernama Komunitas Rumah Remaja.
“Sebelumnya, kegiatan di Rumah Remaja hanya berlangsung secara intens jika ada acara atau kompetisi tertentu. Pada 2018 lalu, kami menginisiasi Rumah Remaja untuk menyusun serta mengadakan ‘Pelatihan Peer Educator Pada Siswa SMA di Surabaya’ yang dilaksanakan kembali tahun ini di tanggal 3, 10, dan 24 Agustus,” terang Muthmainnah.
Sebanyak 60 remaja dari 10 SMA meliputi SMA 5, 14, 15, 16, 19, 22, SMKN 5, 10, SMA Barunawati, dan SMA Hidayatul Ummah, berkesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut. Mereka juga diberikan fasilitas berupa merchandise, modul materi serta aplikasi agar proses edukasi dapat diterima dengan baik dan berlangsung menyenangkan.
“Kami mengambil peserta siswa-siswi kelas satu supaya terjadi keberlanjutan serta kaderisasi di tahun selanjutnya. Selama kegiatan, kami juga memfasilitasi peserta dengan modul dan aplikasi berisi materi tentang kesehatan reproduksi remaja, NAPZA, HIV/AIDS, sampai life skill. Kemudian, kami sisipi dengan permainan agar suasana lebih fun,” ujarnya.
Muthmainnah menambahkan, jika tim pengmas beserta anggota Rumah Remaja membuat sebuah branding bernama Health Educator for Youth (HEY). Nantinya, siswa-siswi SMA ini akan berperan sebagai volunteer yang terjun langsung untuk menyalurkan wawasan dari pelatihan Peer Educator kepada teman-teman sebaya di sekitar mereka.
“Jadi, HEY ini berbeda dengan program Peer Educator lain karena menggunakan media edutainment serta melibatkan peran guru sebagai pembimbing dan monev. Melalui HEY, kami berharap agar mereka bisa pro-aktif dengan lingkungan sekitar. Selain itu, ke depan akan dibentuk grup Whatsapp guna mempermudah monitoring,” imbuh Muthmainnah.
Dua orang peserta asal SMAN 14 Surabaya, yakni Triana Kusumaningsih dan Bimo Eko Satrio mengaku tertarik mengikuti pelatihan ini. Keduanya berharap dapat menjadi konselor dan membagikan ilmu seputar reproduksi, NAPZA, HIV/AIDS, serta pengetahuan lain yang mereka dapatkan selama mengikuti pelatihan pada teman-teman mereka. (*)
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Dilansir dari : http://news.unair.ac.id/2019/08/19/berikan-materi-kesehatan-melalui-metode-peer-educator/