Evaluasi Program Suplementasi Tablet Besi Tahun 2017

FKM NEWS – Program Suplementasi Tablet Besi adalah salah satu strategi operasional yang terbentuk dengan tujuan untuk menurunkan prevalensi anemia gizi pada Wanita Usia Subur (WUS). Program tersebut telah ada sejak tahun 1975 dan menjadi bagian dari antenatal care.
Nadia Kenyo Peni Dewantoro, melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program suplementasi tablet besi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kalijudan dan Menur Kota Surabaya. Jenis penelitian itu ialah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teori sistem (system approach), yang menggunakan teknik pengumpulan data dengan indepth interview, telaah dokumen, dan observasi.
Penelitian berlangsung selama bulan Juli-Agustus 2017. Informan yang terlibat ditentukan dengan teknik purposive sampling dan accidental sampling. Informan berjumlah 46 orang (16 orang nakes dan 30 ibu hamil).
Hasil penelitian tahap input, tenaga kesehatan yang terlibat dalam program berasal dari berbagai profesi dan menurut jumlah serta kemampuan secara garis besar cukup. Dana yang digunakan untuk pembelian tablet dalam satu tahun terkahir berasal dari Jaminan Kesehatan Nasional. Alat pemeriksaan Hb yang digunakan adalah hematology analyzer dan dioperasikan oleh analis laborat. Ketersediaan tablet besi di Puskesmas Menur dikatakan cukup dan di Puskemas Kalijudan mengalami kekurangan.
Segi tahap proses, perencanaan tablet dilakukan satu kali per tahun dan pengadaannya mengikuti jadwal dari Dinas-Kesehatan-Kota. Distribusi tablet pada bumil terfokus di puskesmas induk dan pustu. Monitoring kepatuhan konsumsi tablet dilakukan dengan wawancara sederhana dan tidak ada laporan tertulisnya. Pengorganisasian tenaga kesehatan khusus untuk pelaksanaan program tablet belum ada. Segi tahap output, pencatatan persentase cakupan dilakukan setiap akhir tahun dan dari segi tahap outcome tercatat dalam bentuk jumlah kasus bumil anemia.
Kesimpulan dari penelitian adalah pelaksanaan program suplementasi dapat dikatakan sudah baik dari kedua puskesmas, akan tetapi terdapat beberapa kendala yang masih ditemukan pada beberapa tahap/aspek. Saran yang diberikan ialah pendistribusian di luar puskesmas/pustu, menambahkan metode pada kegiatan monitoring, pembuatan angka persentase cakupan setiap bulan, serta pencatatan dan pelaporan dilakukan lebih teratur dengan baik.
 
Penulis : Galuh Mega Kurnia
Link : http://repository.unair.ac.id/66858/

About the author

Newsroom FKM NEWS