Departemen Biostatistika dan Kependudukan menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan mengajak UKS dan dokter kecil untuk peduli pada catatan status kesehatan siswa di Sekolah Dasar salah satunya di SDN Sukolilo 250 Surabaya.
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini berdasarkan konsep Continuum of Care untuk meningkatkan status kesehatan dimulai dari pra hamil, hamil, bersalin, nifas, bayi, balita, anak, remaja, dewasa (masa produktif) dan lansia telah didukung oleh sistem pencatatan status kesehatan standar yang disusun Kementrian Kesehatan RI. Pada masa hamil, sampai dengan balita, Kementrian Kesehatan telah mempunyai buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) untuk memantau kesehatan ibu, bayi dan balita (sampai dengan usia 5 tahun) (Permenkes No. 42 tahun 2013). Masa dewasa dan lansia juga sudah terdapat sistem pencatatan standar melalui program Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) dan Posyandu Lansia untuk masa usia lansia. Namun catatan kesehatan usia diatas 5 tahun sampai dengan remaja masih belum terdapat acuan yang standar. Hanya catatan imunisasi boster untuk anak sekolah (BIAS/ Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang tercatat tergabung pada buku KIA. Indikator catatan kesehatan usia SD dan remaja masih belum standar, dan masih merupakan kebijakan lokal sekolah terkait dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
“Ketepatan intervensi untuk melakukan peningkatan status kesehatan anak usia sekolah, sangat bergantung dengan kondisi catatan kesehatan anak sekolah tersebut”, ujar Diah Indriani Ketua PkM. “Kami sangat senang dipilih sebagai SD yang UKS nya digiatkan untuk mencatat di Buku catatan kesehatan usia sekolah ini, buku ini akan terlihat dampaknya jika terus digunakan secara berjenjang mulai siswa SD sampai SMU dan menuju usia dewasa”, ujar Ibu Sri Sulistiawati, S.Pd Kepala Sekolah SDN Sukolio 250 Surabaya. Buku catatan kesehatan ini diharapkan sebagai gambaran secara terintegrasi continuum of care mulai dari kelahiran sampai dengan lansia. Oleh karena itu, penyusunan indikator yang akurat dan reliable sangat penting dalam penyusunan buku catatan kesehatan usia sekolah. “Indikator Buku Catatan Kesehatan ini antara lain: riwayat alergi, riwayat penyakit keluarga, status imunisasi dasar, status imunisasi BIAS ataupun booster, pengukuran antropometri, hasil pemeriksaan kesehatan insidental di sekolah, catatan harian ketika siswa sakit”, ujar Diah Indriani.
“Pengabdian masyarakat ini akan dilakukan secara berkesinambungan dengan melakukan pendampingan sampai tahun 2019, atau bahkan berlanjut untuk melihat efektifitas dari Buku Catatn Kesehatan ini”, ujar Diah Indriani.