FKM NEWS – Arisan merupakan sebuah kegiatan yang sering dilakukan masyarakat, utamanya bagi para wanita arisan bukan suatu hal yang asing. Arisan juga dilakukan oleh para kader di Desa Purwosari. Arisan dilakukan dirumah para kader secara bergilir satu bulan sekali. Di Desa purwosari memiliki 5 posyandu, dari masing-masing posyandu memilik 3-7 kader. Total jumlah kader di Desa Purwosari kurang lebih 30 orang yang memiliki nama kader srikandi purwosari.
Pada Senin (20/01/20) Arisan dilakukan di rumah kader Ainun, di dusun Sambong. Seperti arisan pada umumnya uang arisan diberikan kepada bendahara yaitu Rini kader dusun Prayungan. Selain para kader dan bunda paud terdapat bidan puskesmas dan perangkat desa yang hadir.
Disela-sela acara arisan disisipi dengan beberapa kegiatan yaitu diskusi mengenai Pemberdayaan Kesejateran Keluarga (PKK), pelaporan dan pemantauan masalah kesehatan oleh bidan, penyampaian program kesehatan dari desa yang disampaikan oleh Asih Noor Ridha sebagai kepala bidang kesejahteraan desa purwosari dan yang terakhir yaitu penyuluhan dari mahasiswa Praktiik Kerja lapangan (PKL).
Tutuk, SST selaku bidan puskesmas meyinggung masalah pemantauan ibu hamil dan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA). Bidan dan para kader saling bertukar informasi mengenai program ibu hamil yang terlaksana serta pencatatan nama-nama ibu hamil yang baru. Harapan bidan semua kader aktif dalam mematau dan mecatat bumil baru di masing-masing posyandu.
“Selain itu para kader diharapkan sebagai promotor untuk masing-masing rukun tetangga (RT) untuk menjadi percontohan penanaman TOGA di lingkungan rumah,” ujarnya.
Tutuk menjelaskan lebih lanjut bahwa TOGA yang ditanam contohnya seperti kunir, seledri, kencur yang bisa diganakan bahan tambahan makanan sehari hari oleh keluarga. Kemudian, Asih Noor Ridha selaku perwakilan perangkat desa yang hadir, membahas mengenai program stunting atau balita pendek.
“Desa mempunyai anggaran dana untuk program stunting sejak akhir tahun 2019 serta dana untuk program stunting sudah cair” Tegasnya.
Anggaran stunting digunakan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita yang membutuhkan itervensi gizi makanan.
Pemberian makanan tambahan berupa makanan yang siap santap yang dimasak oleh kader masing-masing posyandu. PMT harus memenuhi gizi seimbang anak. PMT diberikan selama 12 hari per bulannya. Kader dan Bidan desa berdikusi bersama mengenai menu makana yang cocok untuk diberikan pada balita.
Setelah pembahasan mengenai PMT, terdapat tambahan penyuluhan kesehatan dari Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) mengenai bagaimana cara menjaga lingkungan agara tetap sehat.
“Menjaga lingkungan salah satu contohnya dengan tidak membakar sampah bu, karena itu berbahaya bagi balita” ungkap Alya salah seorang perwakilan mahasiswa PKL FKM UNAIR.
Alya melajutkab bahwa balita memiliki daya tahan tubuh yang rentan, maka dari itu jika terlalu sering terpapar seperti asap pembakaran sampah maka hal tersebut akan bisa berdampak pada sistem pernapasan balita. Arisan merupakan kegiatan efektif yang bisa mengmpulkan para kader yang sekaligus bisa disisipi oleh kegiatan monitoring dan evaluasi program kesehatan. (*)
Penulis : Arira Celia Virta Parawansa
Editor : Ulfah Mu’amarotul Hikmah