FKM NEWS – Perayaan Hari Kanker Tulang Sedunia ditetapkan pada 11 April 2019 lalu. Sejalan dengan hal itu, tersirat sebuah pesan penting yang ditujukan untuk masyarakat di seluruh dunia mengenai makna pentingnya kesehatan. Kesehatan penting sebagai modal utama manusia untuk sanggup menjalani kehidupan yang indah. Karena rupanya di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat.
Penyakit kanker, termasuk kanker tulang menjadi salah satu musuh terbesar penduduk dunia dewasa ini. Meski terbilang jarang terjadi, ganasnya kanker tulang berpotensi meyumbang daftar kematian masyarakat Indonesia akibat penyakit kanker. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per seribu penduduk di 2013 menjadi 1,79 per seribu penduduk di 2018. Maka dari itu jika tidak segera ditangani dengan saksama maka bisa berakibat fatal.
Kanker tulang atau kerap disebut osteosarkoma rata-rata tumbuh di area tulang paha, tulang kering, lutut, maupun tulang lengan atas. Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang banyak ditemukan pada usia anak-anak. Prevelansi penyakit kanker tulang banyak ditemukan pada anak laki-laki. Meski begitu belum diketahui secara pasti hal yang mendasari itu.
Perlu ditekankan jangan sekali-kali menganggap remeh nyeri pada tulang, itu merupakan salah satu gejala kanker tulang. Biasanya disertai dengan pembengkakan pada tulang. Akibatnya pergerakan penderita menjadi minim, utamanya di daerah sekitar pembengkakan. Selain itu, menurut beberapa sumber terpecaya tanda awal penyakit ini adalah patah tulang. Sebab tumor mengakibatkan tulang menjadi lemah dan rentan patah.
Dampak yag ditimbulkan kanker tulang juga amat besar. Jika penyakit sudah berada pada stadium lanjut dan ditemukan keganasan biasanya jalan keluar yang ditempuh adalah melakukan tindakan pembedahan dan pengangkatan. Bahkan amputasi besar kemungkinan akan dilakukan bila lokasi kanker tidak bisa diselamatkan.
Sehingga peran ahli kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam melakukan tindakan preventif. Upaya pencegahan penyakit kanker seyogyanya dilaksanakan sedini mungkin. Pencegahan secara primer, sekunder, dan tersier menjadi langkah ampuh untuk mengatasi hal tersebut. Pada tahap pencegahan primer beberapa hal yang dapat dilaksanakan adalah hendaknya masyarakat melakukan deteksi dini bila ada benjolan atau pembengkakan di tubuh, hindari radiasi sinar radiologi aktif dosis tinggi juga zat kimia, menghindari makanan yang mengandung zat karsinogenik.
Pada pencegahan sekunder dan tersier dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung dalam tubuh penderita. Penderita yang telah dideteksi terkena penyakit kanker disarankan untuk segera melakukan pencegahan sekunder dan tersier sesuai dengan tingkatan penyakit kanker.
Penulis: Tunjung Senja Widuri