Lir-ilir ala FKM UNAIR di Lingkungan Wonokusumo

Bagi sebagian orang, lagu Lir-ilir yang khas berbahasa Jawa mungkin sudah sering didengar. Namun, untuk mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, ada yang berbeda dengan Lir-ilir.
Lir-ilir, bagi mereka, adalah singkatan dari ”Lingkungan Resik, Kali Mengalir”. Yakni, sebuah program dari kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswa untuk mengajak warga Tenggumung, RW VIII, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, aktif menjaga kebersihan lingkungan. Khususnya kali yang biasa penuh dengan sampah.
Kegiatan tersebut digelar pada Minggu (4/2). Sejak pagi warga sudah keluar rumah untuk membersihkan selokan dan kali di sekitarnya.
Selama ini selokan kecil di depan rumah warga ditutup beton karena gang yang sempit. Penutupan itu dilakukan untuk lahan parkir dan jalan. Namun,\ ketika beton dibuka, ternyata sampahnya menumpuk.
”Di bagian Tenggumung Wetan Gang Garuda II, terdapat kali yang cukup lebar, tapi juga penuh dengan sampah,” ujar salah seorang anggota tim.
Menurut warga, bukan hanya warga setempat yang membuang sampah di kali. Pengguna jalan yang lewat kerap melemparkan sampahnya ke sana.
”Yang banyak ditemukan, mulai sampah plastik sampai pampers bayi,” tambahnya.
Kerja bakti tersebut juga bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Selanjutnya, pukul 10.30 pihak DKP datang untuk mengangkut sampah yang telah terbungkus karung.
”Memang lama kami tidak melakukan kerja bakti. Karena itu, kami sangat terbantu dengan kehadiran teman-teman mahasiswa FKM UNAIR yang bersemangat mengajak warga untuk berhenti membuang sampah di kali,” ungkap Ketua RW VIII Kelurahan Wonokusumo Matru’i.
Kegiatan itu berlanjut dengan pemasangan papan peringatan dan banner di sepanjang kali. Dengan begitu, masyarakat diharapkan sadar dan malu bila masih membuang sampah di kali.
Bukan hanya itu, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pengecatan paving di Tenggumung Wetan Gang III yang dibantu anak-anak SD. Dengan bersemangat dan senang, mereka mengecat paving dengan warna-warni.
Ada warna merah, kuning, hijau, dan biru. Tujuannya adalah mempercantik lingkungan. Terutama menumbuhkan sikap tidak tega melakukan aktivitas yang membuat lingkungan warga kotor.
Sementara itu, Ketua Tim FKM UNAIR Muhammad Sabilal Mujahidin berharap kesadaran masyarakat semakin meningkat. Terutama menjaga lingkungan sungai dengan tidak membuang sampah di kali. Selain mencegah tumbuhnya nyamuk, itu dapat mencegah banjir karena saluran air yang tersumbat.
”Semoga kegiatan Lir-Ilir ini bisa dilakukan rutin. Bisa dilakukan setiap satu bulan sekali,” imbuhnya. (*)
Penulis: Zulfia Husnia
Editor: Feri Fenoria
Sumber Asli Dapat Diakses di http://news.unair.ac.id/2018/02/07/lir-ilir-ala-fkm-unair-sehatkan-lingkungan-wonokusumo/