Pengembangan Model Kemandirian Ibu dengan Pendekatan Home Care (Dinamic Self-Determinat for Self Care) dalam Merawat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

FKM News – Program Doktor Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan Ujian Doktor Terbuka atas nama Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep yang merupakan lulusan doktor ke-222 dan berhasil lulus dengan predikat cumlaude.
Penelitian yang dilakukan oleh perawat ini di Kabupaten Malang adalah tentang pendekatan model teori Human Interaction dari M.King berbasis konsep home care (Dynamic Self-determinant for Self-Care) untuk membantu meingkatkan kemandirian ibu dalam merawat BBLR di rumah. Studi ini didasari oleh angka kejadian BBLR yang masih tinggi. Kemampuan ibu dalam merawat BBLR adalah hal yang penting, mengingat banyak gangguan kesehatan yang berpotensi terjadi, seperti hipotermia, nutrisi yang kurang dan infeksi. Dalam melaksanakan tugasnya, ibu memerlukan dukungan, salah satu bentuknya adalah pendampingan oleh tenaga kesehatan. Saat pendampingan, tenaga kesehatan dapat memberikan memberikan edukasi dan motivasi, serta memastikan ibu dapat merawat bayinya dengan baik dan benar.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah pengetahuan ibu tentang BBLR dan perawatannya memiliki nilai yang baik, meskipun sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Ibu yang mempunyai BBLR akan berusaha mencari informasi tentang perawatan BBLR, karena mereka menganggap bahwa hal tersebut adalah kebutuhan utama ibu post partum. Sementara itu, banyak ibu yang mengalami stres dalam merawat BBLR. Hal ini bisa disebabkan oleh kebingungan mengurus bayinya sendiri, bingung saat bayi merasa kedinginan, berta bayi yang menurun pada minggu pertama di rumah dan gejala sakit lainnya, selain itu ibu juga merasa capek karena harus mengerjakan tugas rumah tangga, mengatur keuangan karena pengeluaran bertambah banyak untuk keperluan BBLR. Dukungan keluarga dalam penelitian ini baik, dengan memberikan dukungan terkecil seperti informasi dan yang terbesar pada dukungan emosional.
Faktor tenaga kesehatan seacra signifikan berhubungan dengan persepsi ibu dalam merawat BBLR. Kehadiran tenaga kesehatan untuk mendengarkan dengan empatik, perhatian terfokus, dan refleksi diri berkontribusi menenangkan ibu. Keberadaan home care dapat meningkatkan kemandirian ibu secara signifikan dalam merawat BBLR. Pendampingan perawatan secara personal membuat ibu mampu mengambil strategi dan melakukan perawatan untuk mencapai kesehatan bayinya secara maksimal. Walaupun, dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan baik pada pelaksanaan edukasi, pemberian motivasi, dan pendampingan. Informasi yang kurang mengenai perawatan BBLR menyebabkan ibu kurang kompeten dalam merawat BBLR. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah karena adanya perbedaan tipe keluarga, yaitu nuclear family dan extended family. Keluarga dengan tipe extended family akan mendapatkan lebih banyak dukungan, sehingga mempengaruhi indikator dukungan keluarga.
Ujian Terbuka Doktor ini dihadiri oleh pihak keluarga dari promovendus. Promovendus mengucapkan terima kasih terutama kepada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Sebagai perawat, Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., M.Kep merekomendasikan model kemandirian ibu merawat BBLR berbasis home care dengan dynamic sil-determinant for self care untuk diterapkan sebagai standar operasional prosedur kunjungan neonatus (KN) pelengkap buku KIA, serta menyarankan untuk menggiatkan kembali tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten Malang untuk melakukan kunjungan neonatus. (Kontributor: Erin Sebtiarini & Terica Bian Karibta)