FKM NEWS – Berita duka datang di hari Jumat Sore kemarin (09/08/2019) FKM Unair telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Ialah Prof. Dr. Tjipto Suwandi, M.OH., dr., Sp.OK. yang pernah menjabat sebagai Dekan FKM Unair periode 2000-2007. Guru Besar FKM Unair itu telah meninggalkan kita semua menghadap sang Khalik. Tidak hanya FKM Unair, melainkan seluruh civitas Universitas Airlangga morass kehilangan sosok beliau yang dikenal kalem dan penyabar ini.
“Kami atas nama UNAIR merasa sangat berduka atas kepergian Prof. Dr. Tjipto yang tidak terduga ini. Prof. Tjipto adalah sosok suri tauladan bagi kita semua. Beliau merupakan seorang yang rela mengabdikan diri hampir separuh usianya bagi negara ini khususnya dalam dunia pendidikan sendiri,” papar Prof. Ir. Moch. Amin Alamsyah. M.Si., Ph.D. selaku Wakil Rektor III UNAIR.
Sebelumnya Prof. Tjipto tidal mengalami gelada kesakitan. Seperti hari ini beliau masih melakukan rutinitas harian di kampus, seperti menunaikan konsultasi dengan mahasiswa, salat Jumat dan makan siang. Sore itu sebelum berniat menjemput cucundanya Prof. Tjipto meminta istrinya untuk dibilas mukanya. Ia lemas dipangkuan istrinya lalu meminta segera dipanggilkan Call Center 112. Setelah ambulans tiba, ia segera dilarikan ke rumah sakit.
Namun saat mobil ambulan sampán di rumah sakit Prof. Tjipto sudah menghembuskan nadas terakhir. Ditengah suasana duka yang dialami keluarga, terbesit rasa ikhlas karena Prof. Tjipto berpulang menghadap sang Khalik dalam keadaan suci.
“Mari bersama-sama berdoa semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran,” tutur Prof. Ir. Moch. Amin Alamsyah.
Sabtu (10/08/19) pagi, jenazah almarhum mendapatkan penghormatan terakhir di Ruang Aula Soemarto. Tampa kedukaan yang mendalam menyelimuti seluruh civitas FKM Unair. Jenazah kemudian akan disalatkan di Masjid Ulul Azmi dan diberangkatkan menuju Pemakaman Boto Putih, Surabaya.
Selamat jalan Prof. Tjipto Suwandi, salah satu pioner pendidikan kesehatan masyarakat di Universitas Airlangga, Surabaya.
Penulis: Tunjung Senja Widuri
Editor: Ilham Akhsanu Ridlo