FKM NEWS – Program Doktor Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR kembali menyelenggarakan Ujian Doktor Terbuka atas nama Dr. Yonathan Ramba, S.Pd., S.Ft., Physio yang merupakan lulusan doktor ke-221 dan berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan.
“Judul yang saya ambil bertajuk Pengaruh Faktor Kognitif dan Pemrosesan Informasi terhadap Perilaku Pengendalian Hipertensi Esensial berdasarkan Konsep Health Belief Model (HBM),” tutur Dr. Yonathan Ramba.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Makassar tersebut membahas hipertensi yang menyerang banyak penduduk dari berbagai negara, terutama yang berusia > 55 tahun.
Diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa di Asia Tenggara menderita hipertensi. Sebagai silent killer, hipertensi sering tidak disadari sebagian besar penderitanya, yang mana akan menimbulkan stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta gangguan ginjal apabila tidak diobati atau ditanggulangi.
Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mengambil hipertensi sebagai variabel ke dalam disertasi saya,” lanjutnya.
Hal itu bertujuan untuk menganalisis faktor kognitif dan pemrosesan informasi terhadap perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi esensial berdasarkan konsep HBM.
Pada hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi esensial adalah pada usia 41-60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua seseorang semakin mengarahkan diri kepada perilaku pengobatan penyakit yang dialaminya, namun karena perubahan alamiah dalam tubuh manusia, meliputi jantung, pembuluh darah, dan hormon, serta faktor psikologis yang sering lupa maka umur menjadi faktor risiko peningkatan hipertensi.
Sementara itu sebaran jenis kelamin yang diperoleh adalah perempuan. Sejalan dengan pendapat Depkes RI, 2006 bahwa perempuan yang memasuki masa menopause, mempunyai faktor risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertensi.
Dalam studi ini, juga diperoleh etnis terbanyak penderita hipertensi adalah etnis Bugis. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan orang Bugisyang mana sebian besar tinggal di daerah pantai dan makan banyak makanan yang mengandung lemak, kalium, dan natrium seperti yang terdapat pada makanan coto dan konro.
Sementara itu, keadaan sosial ekonomi sebagian besar penderita ada pada kategori mampu, sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa orang-orang yang memiliki kekayaan yang lebih tinggi cenderung mempunyai kesempatan yang lebih tinggi untuk menderita hipertensi.
Kemudian, untuk hasil analisi deskripsi pada komponen Health Belief Modelpada umunya berada di kategori sedang-tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasien hipertensi esensial lebih merasa rentan untuk terhadap penyakitnya sehingga selalu berusaha untuk bertindak dalam hal mengobati atau mencegah penyakitnya.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor di atas mempunyai peran yang kuat terhadap perilaku hidup sehat pasien hipertensi, sehingga mereka mempunyai motivasi yang tinggi dalam mencegah dan mengobati penyakitnya sendiri.
“Sebagai akademisi saya berharap ada penelitian lanjut untuk memperoleh faktor yang dapat memperkuat peran faktor karakteristik (pendidikan, sosial ekonomi, jenis kelamin, dan umur) dan psikologis (pengolahan informasi dan kognitif) pada pasien hipertensi esensial.” pungkasnya.
Penulis: Erin Sebtiarini
Editor: Ilham Akhsanu Ridlo