Ubah Sampah Jadi Rupiah, FKM UNAIR Gerakkan  Bank Sampah di Pegirian Surabaya

FKM NEWS-Fakultas Kesehatan Masyarakat pada tahun ini menggelar program kemitraan kepada masyarakat di kelurahan Pegirian, kecamatan Semampir, Surabaya. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang ditawarkan adalah dengan mendirikan bank sampah. Program tersebut dirancang dengan melihat permasalahan kelurahan mitra yaitu masih belum adanya pengetahuan terkait pengelolaan sampah.
“Wilayah kami berada di area bantaran sungai, sehingga seringkali masyarakat membuang sampah sembarangan langsung ke sungai. Kami kesulitan mengatasi sampah yang menumpuk dan tidak tau harus diapakan” ungkap salah satu warga yang rumahnya berada tepat di sebelah sungai.

Berangkat dari permasalahan tersebut, FKM mendirikan bank sampah pada kelurahan mitra, dengan menerapkan prinsip pemberdayaan. Melalui bank sampah, penyelesaian masalah sampah tidak hanya berfokus pada petugas kebersihan saja melainkan kepada masyarakat dan pemerintah sekitar. Bank sampah merupakan suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang dapat mendorong peran serta aktif masyarakat di dalamnya.
“Rangkaian program pemberdayaan ini diawali dengan sosialisasi tentang bank sampah, penggalangan komitmen dan pembentukan kader. Harapannya kader inilah yang selanjutnya menjadi perpanjangan tangan kami dalam pelaksanaan program. Implementasi bank sampah ke depan, sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat dengan tetap dikoordinasi oleh kader yang telah kami latih” ujar ibu Khuliyah Candraning Diyanah S.KM., M.KL. selaku penanggung jawab program bank sampah Pegirian.
Masyarakat RT 09, RW 04 di Kelurahan Pegirian terpilih menjadi sasaran program pemberdayaan bank sampah ini. Sistem bank sampah dimulai dengan pendataan anggota yang datang mengumpulkan sampahnya. Kemudian, setiap nasabah akan mendapatkan buku tabungan yang digunakan untuk mencatat jumlah tabungan sampah dan nominal uang yang dihasilkan. Uang tabungan ini akan ditarik setiap setahun sekali menjelang bulan Ramadhan, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat ekonomis dari sampah yang telah dikumpulkan selama periode terebut.
“Sudah sejak lama kampung kami memimpikan untuk mendirikan bank sampah, namun masih belum ada inisiasi dan respon dari pemerintah untuk mewujudkan impian tersebut. Kehadiran tim dari FKM UNAIR sungguh membantu kami dalam mengawali pembentukan bank sampah di RT kami. Semoga bank sampah ini bisa menjadi percontohan bagi RT lainnya dan kami bisa mendukung program Surabaya Green & Clean,” ujar salah satu kader sekaligus ibu ketua RT 09, RW 04, Kelurahan Pegirian.
Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan bank sampah ini. Siklus usaha sampah akan berubah jika mengedepankan peran masyarakat, mulai dari awal pengumpulan hingga penjualan hasil pengolahan sampah. Apabila masyarakat merasakan manfaatnya secara langsung, tentunya mereka akan tergerak untuk mengumpulkan sampah. Bukan hanya sampah yang terkumpul di rumahnya saja, tetapi juga sampah yang berserakan dan mengotori lingkungan yang selama ini belum mereka perhatikan.
Melalui bank sampah ini harapannya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau memilah sampahnya secara bijak. Tentunya juga diperlukan inovasi terus-menerus sehingga pada akhirnya nilai ekonomis sampah dapat terlihat. Pada saatnya nanti, jika bank sampah ini telah berjalan dalam waktu yang signifikan ditambah dengan pengelolaan keuangan yang baik, maka tidak dapat dipungkiri potensi ekonomis yang dimiliki bank sampah akan semakin besar.(IAR)